Pengusaha Bus Megap-Megap Akibat Larangan Mudik Lebaran
Penurunan drastis jumlah penumpang selama larangan mudik lebaran 6-17 Mei 2021 mengakibatkan Perusahaan Otobus (PO) Arya Putra Prima di Cikokol, Tangerang mengalami kesulitan secara finansial.
​
Pemilik PO Arya Putra Prima, Azis (29) menyatakan larangan mudik lebaran tahun ini berdampak besar bagi perusahaan. Jumlah bus yang dapat beroperasi selama larangan mudik lebaran pun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
​
“Biasanya mah kalo lebaran-lebaran tahun kemaren mah rame, 7-10 bus lah. Kalau sekarang mah cuma 5 bus, kadang 2 bus,” ujar Azis kepada Kurs Media, Kamis (6/5/2021).
​
Azis menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan dua faktor. Faktor pertama adalah pembatasan bus yang diperbolehkan beroperasi oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Bus yang dapat beroperasi dan melewati batas antar kota hanyalah bus yang memiliki stiker khusus. Stiker tersebut dibagikan secara gratis oleh Direktorat
Angkutan Jalan Ditjen Hubdat Kemenhub untuk bus, agar dapat tetap beroperasi khusus untuk perjalanan non-mudik dengan syarat membawa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
​
​
Penurunan Jumlah Bus yang Beroperasi Akibat Larangan Mudik Lebaran. Foto: Aurelia Felicia
Faktor kedua disebabkan oleh penurunan jumlah penumpang akibat pemberlakuan larangan mudik. Banyak penumpang yang membatalkan rencana perjalanannya pasca aturan pengetatan perjalanan dikeluarkan pemerintah, yaitu H-14 lebaran (periode 22 April – 5 Mei 2021) dan H+7 lebaran (periode 18 Mei – 24 Mei 2021). Akibatnya, jumlah penumpang menurun hingga 70 persen.
​
Penurunan ini juga berdampak langsung pada harga tiket perjalanan. PO yang melayani rute Jakarta-Bengkulu ini menetapkan tarif di harga Rp350 ribu untuk hari biasa dan Rp450 ribu selama masa lebaran. Namun, dengan berkurangnya jumlah penumpang dalam satu bus, PO Arya Putra Prima terpaksa menaikkan harga tiket untuk menutupi biaya operasional. Menurut Azis, selama pemberlakuan larangan mudik, harga tiket tidak menentu karena menyesuaikan jumlah penumpang yang berangkat per harinya.
​
“Tentu beda. Kalau misalnya isinya cuma setengah, harganya bisa naik lagi,” ujar Azis.
​
Penurunan penumpang bus selama libur lebaran sejalan dengan penurunan tren mudik masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Posko Check Point, Kebon Nanas Tangerang, Ipda Sagiyana (41).
​
“Kalau sampai dengan akhir-akhir ini, sangat menurun trennya. Saya rasa masyarakat sudah sangat paham terkait larangan mudik tahun ini,” ujar Ipda Sagiyana.
​
Sebelumnya, satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 telah menetapkan larangan mudik lebaran yang berlaku sejak 6-17 Mei 2021 untuk seluruh wilayah Indonesia. Aturan terkait larangan mudik tertuang dalam Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Coronavirus Disease 2019 selama bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah. Ketentuan ini telah ditandatangani Doni Monardo, Ketua Satgas Covid-19 pada 7 April 2021.

PO Bus Terminal Cikokol Sepi Penumpang. Foto: Aurelia Felicia
