top of page

Pertumbuhan Ekonomi Tak Banyak Berpengaruh Bagi Pekerja Lepas

Ekonomi Indonesia pada kuartal IV diprediksi positif dan kedatangan vaksin Sinovac pada Minggu (6/12) diharapkan bisa mendongkrak kondisi ekonomi Indonesia di tengah resesi. Meski diklaim semakin membaik, pertumbuhan ekonomi tidak banyak berpengaruh bagi pekerja lepas yang pendapatannya menurun drastis akibat pandemi.

​

Di masa pandemi, pekerja lepas berada dalam posisi yang rentan tanpa perlindungan perusahaan ataupun pemerintah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) pada Maret dan April 2020, 87,8% pekerja lepas yang kehilangan pekerjaannya tidak menerima kompensasi. Hal ini cukup menghantam ekonomi para pekerja lepas.

​

Salah satunya Jessica Angelica (20), pekerja lepas yang turut merasakan kesulitan ekonomi akibat pandemi. Melalui sambungan telepon pada Kamis (10/12), gadis yang berprofesi sebagai Sales Promotion Girl (SPG) ini mengaku banyak kontrak yang dibatalkan karena pekerjaannya membutuhkan kontak langsung dengan customer. Sejak itu, Jessica juga kesulitan mendapat pekerjaan lain akibat event yang diundur atau dibatalkan sehingga pendapatannya menurun drastis.

​

“(Lapangan kerja) jadi berkurang banget. Pekerja kantoran aja banyak yang kena PHK, apalagi saya yang cuma freelance. (Pendapatan) langsung berasa banget turunnya,” ujarnya.

​

Kondisi ini tak hanya dialami Jessica. Menurut laporan yang dirilis Flourish Ventures seperti dikutip dalam Cermati.com pada Kamis (25/9), 86% pekerja lepas di Indonesia mengaku mengalami penurunan pendapatan selama wabah Corona.

​

Hal serupa juga dialami Bun Amat (50), seorang sopir taksi online yang mengalami kesulitan ekonomi selama pandemi. Biasanya ia bisa mengantar 10-14 penumpang per hari, tetapi sejak pandemi ia hanya mendapat 5-7 penumpang per harinya. Lewat sambungan telepon pada Kamis (10/12), ia mengatakan bahwa pendapatannya menurun hingga 50% dari biasanya.

​

Telebih, sebagai sopir taksi online, pria paruh baya tersebut harus bertemu penumpang setiap hari dan berisiko terpapar virus Corona. Namun, mau tak mau ia harus tetap menjalaninya demi keperluan hidup.

​

“Semua orang kan butuh makan. Negara mana mungkin mencukupi kita semua, ya mau gak mau harus tanggung risikonya. Pilihannya mati kelaparan atau mati kena Covid,” jelasnya.

 

​

Pertumbuhan Ekonomi

​

​

Sementara itu, pemerintah terus mengusahakan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dilansir dari Antaranews.com Rabu (11/11), Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam pembukaan Indonesia Fintech Summit 2020 di Jakarta mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV akan positif karena pada kuartal III telah membaik dan diharapkan hal yang sama akan terjadi lagi. Selain itu, BI juga berusaha untuk mengarahkan seluruh kebijakan agar mendukung pertumbuhan ekonomi.

​

Harapan tersebut didorong dengan kedatangan vaksin Sinovac pada Minggu (6/12) lalu. Kedatangan vaksin ini membuat banyak pihak lega dan berharap ekonomi Indonesia akan segera bangkit. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang kepada Antaranews.com Senin (7/12) bahwa ada keyakinan dan kepercayaan tahun depan ekonomi Indonesia akan mulai tumbuh.

 

​

Pengaruhnya Bagi Pekerja Lepas

​

​

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi dirasa tak bisa instan terjadi. Menurut Tauhid Ahmad, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) kepada CNNIndonesia.com Senin (7/12), kedatangan vaksin tak serta merta dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Ahmad berpendapat hal tersebut belum bisa dijadikan harapan untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal IV karena dosis masih minim dan belum bisa digunakan.

 

Oleh karena itu, meski kondisi ekonomi telah mengalami pertumbuhan di kuartal III dan diprediksi akan terus berkembang di kuartal IV dengan adanya vaksin, hal ini tidak berpengaruh bagi para pekerja lepas.

​

Jika dibandingkan saat awal pandemi dengan saat ini, kondisi ekonomi para pekerja lepas tidak banyak berubah. Menurut Jessica, pertumbuhan ekonomi yang terjadi mungkin dirasakan bagi sebagian pihak, namun tidak pada dirinya.

​

Sementara itu, Bun Amat merasa kedatangan vaksin tidak akan cepat berdampak dalam pertumbuhan ekonomi. Pergerakan positif di kuartal IV juga masih berupa prediksi sehingga menurutnya hal tersebut mungkin akan berpengaruh di tahun depan, bukan saat ini.

​

“Baru prediksi, ya tentu lebih bagus karena daya tahan tubuh lebih kuat, masyarakat bisa kembali normal dan secara gak langsung nantinya ekonomi akan terbantu karena (roda perekonomian) bisa berputar lebih kencang lagi,” ujarnya.

bottom of page